Latar
Belakang
Kali ini saya akan
membahas tentang relasi Manusia dan Tuhan dengan memberikan gambaran fenomena
sosial atas nilai-nilai seperti inklusifisme dan kesalehan sosial dalam
kehidupan beragama. Berikut penjelasan yang sudah rangkum;
Belakangan ini, seperti
yang kita ketahui di indonesia banyak terjadi permasalahan-permasalahan antar
umat beragama. Hal ini di sebabkan minimnya rasa persaudaraan dan rasa memiliki
dan membutuhkan antara satu dengan yang lain, antara umat beragama. Selain itu
salah satu pemicu perselisihan antar umat beragama ini adalah kurangnya rasa
toleransi. Rasa toleransi sangat di perlukan di dalam kehidupan beragama,
karena hal ini dapat menciptakan kedamaian antar umat beragama. kesalehan dan
inklusifisme sudah mulai luntur, sebelum masuk lebih dalam, apa itu
inklusifisme?
Inklusivisme merupakan satu dari tiga tipologi yang
dikemukakan Alan Race dalam diskursus teologi agama-agama. adalah sikap
atau pandangan yang melihat bahwa agama-agama lain di luar kekristenan juga
dikaruniai rahmat dari Allah dan bisa diselamatkan, namun
pemenuhan keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus. Kristus hadir dan berkeja juga di kalangan mereka yang
mungkin tidak mengenal Kristus secara pribadi Dalam pandangan ini,
orang-orang dari agama lain, melalui anugerah atau rahmat Kristus,
diikutsertakan dalam rencana keselamatan Allah. Inklusivisme
terbagi dalam dua model, yakni model In Spite of dan model By Means of.
Model In Spite of, walaupun melihat institusi agama lain sebagai hambatan untuk menerima
keselamatan, tidak menolak bahwa ada kemungkinan bahwa orang-orang yang
beragama lain dapat diselamatkan oleh anugerah atau rahmat dari Allah. Sementara
itu model By Means of bersikap lebih positif terhadap agama
lain. Model ini melihat bahwa Allah juga memberikan rahmat melalui Kristus di
dalam agama-agama lain, dalam kepercayaan dan ritual-ritual agama lain tersebut. Karena rahmat dan kehadiran
Kristus di dalam diri dan mealalui agama-agama lain, maka orang-orang beragama
lain itu juga terorientasi ke dalam gereja Kristen, dan disebut sebagai "Kristen Anonim". Pandangan ini dikemukakan
oleh Karl Rahner.
Agama
diyakini oleh setiap manusia dan dijadikan landasan untuk menjalani kehidupan.
Sebagai manusia sudah layak dan sepantasnyakita melakukan apa yang diajarkan
oleh agama. Agama kita dengan orang lain memang berbeda namun intinya sama,
yaitu mengajarkan kebaikan kepada semua orang, dan semua agama mengajarkan hal
yang sama.
Karna
keanekaragaman yang tidak bisa dihindari di indonesia atau sudah menjadi hukum
alam, maka diperlukan sifat inklusifisme , dan kesalehan sosial. Sifat terbuka
ini tidak hanya pada yang beda agama tetapi juga sesama agama walau beda
aliran, sementara kesalehan sosial adalah hidup berdasar norma dimana norma
yang berlaku dan agama selalu sejalan.
Permasalahan
dalam zaman sekarang adalah lunturnya inklusifisme yang berganti ke
eksklusifisme (suatu sikap dimana orang tidak mau menerima pendapat orang lain
dn merasa selalu benar). Sifat eksklusifisme inilah yang menyebabkan banyaknya
kasus-kasus di Indonesia semisal deskriminasi, menyatakan jika suatu pandangan
adalah salah atau sesat secara sepihak, perkelahian karena berbeda pandangan, maupun
mayoritas yang mengekang minoritas. Hal ini makin diperparah derasnya arus
informasi yang berbentuk hoax yang memperparah sikap enklusifisme dan kurangnya
pendalaman agama.
Hubungan politik dengan agama tidak dapat dipisahkan.
Dapat dikatakan bahwa politik berbuah dari hasil pemikiran agama agar tercipta
kehidupan yang harmonis dan tentram dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal ini disebabkan, pertama, oleh sikap dan keyakinan bahwa seluruh aktifitas
manusia, tidak terkecuali politik, harus dijiwai oleh ajaran-ajaran agama;
kedua, disebabkan oleh fakta bahwa kegiatan manusia yang paling banyak
membutuhkan legitimasi adalah bidang politik, dan hanya agamalah yang
dipercayai mampu memberikan legitimasi yang paling meyakinkan karena sifat dan
sumbernya yang transcendent.
Agama secara hakiki berhungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat mempengaruhi hukum, perbuatan yang oleh rakyak dianggap dosa, seperti sodomi dan incest, sering tidak legal. Seringakali agamalah yang memberi legitimasi kepada pemerintahan. Agama sangat melekat dalam kehidupan rakyat dalam masyarakat industri maupun nonindustri, sehingga kehadirannya tidak mungkin tidak terasa di bidang politik. Sedikit atau banyak, sejumlah pemerintahan di seluruh dunia menggunakan agama untuk memberi legitimasi pada kekuasaan politik.
Di dalam sejarah Islam, masuknya faktor agama (teologi) ke dalam politik muncul ke permukaan dengan jelas menjelang berdirinya dinasti Umayyah. Hal ini terjadi sejak perang Siffin pada tahun 657, suatu perang saudara yang melibatkan khalifah ‘Ali b. Abi Talib dan pasukannya melawan Mu’awiyah b. Abi Sufyan, gubernur Syria yang mempunyai hubungan keluarga dengan ‘Uthman, bersama dengan tentaranya. Peristiwa ini kemudian melahirkan tiga golongan umat Islam, yang masing-masing dikenal dengan nama Khawarij, Shi’a, dan Sunni.
Agama secara hakiki berhungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat mempengaruhi hukum, perbuatan yang oleh rakyak dianggap dosa, seperti sodomi dan incest, sering tidak legal. Seringakali agamalah yang memberi legitimasi kepada pemerintahan. Agama sangat melekat dalam kehidupan rakyat dalam masyarakat industri maupun nonindustri, sehingga kehadirannya tidak mungkin tidak terasa di bidang politik. Sedikit atau banyak, sejumlah pemerintahan di seluruh dunia menggunakan agama untuk memberi legitimasi pada kekuasaan politik.
Di dalam sejarah Islam, masuknya faktor agama (teologi) ke dalam politik muncul ke permukaan dengan jelas menjelang berdirinya dinasti Umayyah. Hal ini terjadi sejak perang Siffin pada tahun 657, suatu perang saudara yang melibatkan khalifah ‘Ali b. Abi Talib dan pasukannya melawan Mu’awiyah b. Abi Sufyan, gubernur Syria yang mempunyai hubungan keluarga dengan ‘Uthman, bersama dengan tentaranya. Peristiwa ini kemudian melahirkan tiga golongan umat Islam, yang masing-masing dikenal dengan nama Khawarij, Shi’a, dan Sunni.
Hukum
agama bagi orang nasrani sendiri adalah , 10 perintah Allah yang terdiri dari;
Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu,
dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut
nama-Nya dengan sembarangan
4. Ingatlah
dan kuduskanlah hari Sabat, enam hari lamanya engkau akan bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN,
Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki,
atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau
hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya
TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada
hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya
5. Hormatilah
ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu,
kepadamu
6. Jangan
Membunuh
7. Jangan
Berzinah
8. Jangan
Mencuri
9. Jangan
mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu
10. Jangan
mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya
laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun
yang dipunyai sesamamu. Hukum tersebut
tidak boleh dilarang dalam agama nasrani.
Adapun budaya-budaya yang dilanggar
oleh agama nasrani , antara lain;
1.
Memelihara tradisi nenek
moyang
Seperti
yang dikatakan sebelumnya bahwa kita yang tinggal dan besar di Indonesia
tentunya sering dihadapkan dengan banyaknya suku bangsa yang hingga saat ini
beberapa diantaranya masih memelihara tradisi nenek moyang mereka. Mari kita
mengingat kembali bagaimana Allah menghancurkan menara babel yang kala itu
didirikan sangat tinggi sehingga mereka menjadi berpencar dan memiliki
bahasanya masing-masing.
Manusia
sejak saat itu mulai menciptakan Tuhan yang tidak ada karakter Kristus di
dalamnya dan kebudayaannya sendiri. Hal ini terus berlanjut kepada keturunnya
hingga saat ini, oleh karena itu tidak heran apabila tradisi-tradisi yang ada
itu tetap melekat kepada mereka yang melakukannya. Namun hal ini merupakan
kesalahan besar yang tidak seharusnya manusia lakukan Karena dapat menyakiti
perasaan Tuhan. Meskipun demikian terdapat juga beberapa tradisi atau
kebudayaan yang wajib untuk dipelihara seperti contohnya menghormati orang yang
lebih tua dari kita. Semua ini kembali ke diri kita masing-masing bagaimana
dapat melihat dengan iman terhadap suatu kebudayaan yang ada disekitar
serta perbedaan nilai dan norma dalam agam kristen.
Dikatakan
dalam Yohanes 13:34 yang berbunyi "Aku memberikan perintah baru kepada
kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu
demikian pula kamu harus saling mengasihi.". Maksud dari ayat ini adalah
Tuhan menyuruh kita agar kita bisa mengasihi saudara kita. Saudara disini bukan
hanya pada lingkungan keluarga, namu seluruh umat manusia, karna kita adalah
saudara dalam iman. Tapi di kehidupan sosial, masih banyak orang yang belum
bisa menghargai dan mengasihi orang lain, dan menurut saya perintah dari ayat
ini belum terjalankan dengan baik, bahkan bentrok anatar sesama juga sering
terjadi. Berikut adalah contoh pertikaian antar umat beragama;
1.Konflik antar agama di
Poso menjadi bukti bahwa perbedaan kepercayaan dapat menyulut konflik yang
meluas. Konflik poso menjadi salah satu konflik yang berlangsung dalam waktu
yang lama seperti juga latar belakang tragedi allepo . Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya
peran pemerintah dalam mengembalikan situasi menjadi kondusif. Dimulai dari
tahun 1998 hingga tahun 2000 konflik berkembang ke ranah kekerasan. Sehingga
entah berapa banyak korban jiwa yang berjatuhan. Pada tangga 20 Desember 2001
kemudin ditandatangani penjanjian Malino yang di mediasi oleh Jusuf Kalla.
Stelah penandatanganan perjanjian tersebut situasi di Poso berangsur angsur
pulih.
2. Konflik antar agama yang
terjadi di ambon pada tahun 1999. Merupakan sebuah konflik berdarah antara kaum
muslim dan nasrasi yang menghuni wilayah tersebut. Konflik tersebut dipicu oleh
insiden pemalakan yang dilkukan oleh 2 orang muslim terhadap warga nasrani
seperti penyebab konflik sosial paling
umum . Konflik semakin berkembang saat isu isu menyebar dan
membakar amarah kedua belah pihak. Insiden ini menyebabkan 12 orang tewas dan
ratusan lainnya luka luka. Namun, konflik ini segera mereda setelah dilakukan
rekonsiliasi dilakukan oleh pemerintah setempat.
Penyebab konflik antar umat beraga sendiri karena,
pemahaman yang menodai atau menyimpang dari agama, pemahaman yang radikal dan
menganggap aliranya benar dan orang lain salah, pemahaman liberal yang bebas
semuanya tanpa mengikuti kaidah yang ada.
Jadi kerukunan antar umat beragama adalah sikap saling mengakui, menghargai, toleransi yang tinggi antar umat beragama dalam masyarakat multikultural sehingga umat beragama dapat hidup rukun, damai & berdampingan. Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta cinta-kasih.Kerukunan Ditinjau Dari Sudut Pandang Pancasila dan UUD 1945 dituangkan dalam sila ke 5 tentang “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ” dan UUD 1945 pasal 29 mengatakan tentang:1.Negara berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa,2.Negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk untuk memeluk agamanyamasing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu.Kendala yang dihadapi bangsa Indonesia dalam menciptakan kerukunan beragama,yaitu :aRendahnya Sikap Toleransi
Sebaiknya pelajaran agama sudah diberikan sejak dini,
agar anak-anak dilatih untuk saling mengasihi, mempunyai sikap toleransi yang
tinggi dan bisa hidup rukun antar agama. Sehingga mengantisipasi terjadinya
bentrok atau pertikaian antar agama. Hidup rukun dan damai itu sangatlah indah.
Sekian
artikel yang bisa saya tulis, semoga bermanfaat bagi pembaca
Daftar pustaka;
https://id.wikipedia.org/wiki/Inklusivisme
https://nasional.kompas.com/read/2018/06/07/11275781/soal-radikalisme-dan-terorisme-di-kampus-pemerintah-akan-buat-regulasi-baru
http://jaringanilmupengetahuan.blogspot.com/2010/09/hubungan-antara-agama-dengan-politik.html
https://www.lds.org/general-conference/2014/10/loving-others-and-living-with-differences?lang=ind&country=mx
http://kontensara.blogspot.com/2017/04/konflik-agama-di-ambon-tahun-1999.html
http://ermarahmadani.web.unej.ac.id/2015/12/15/konflik-agama-di-poso-sulawesi-tengah/
Komentar
Posting Komentar